yuhuuu ~
this is my favorite poem, why?because I really hate October, a lot of bad memories happen in October :(
(1)
Atap-atap gunung
Dan daratan
Meratap
Ke mega gemuiung
Mata yang duka
Menatap
Sepanjang pagi murung
Angin yang nestapa
Berdesah
Awan pun mendung Di musim pengap
Yang gelisah Menitiklah gerimis
Karena berjuta
Telah menangis
Tujuh lelaki
Telah mati Pagi itu
(2)
Kaki kami lamban menyongsongmu, Kenyataan
Begitu keras kau gedor-gedor pintu negeri kami
Yang terkantuk-kantuk dalam kefanaan panjang Dan terendam mimpi demagogi
Cakar kekhianatan
Telah mencengkeram urat leher
Menebas jalan napas
(3)
Pohon-pohon cemara
Pohon asam
Pohon randu sepanjang jalan
Pohon pina di hutan-hutan Pohon kamboja di pekuburan
Menimdukkan
Daun-daunnya
Dan margasatwa Kawanan unggas
Burung kepodang
Balam dan elang
Berbisik-bisik
Tiada henti
Menyebut namaMu
(4)
Darah Ade, anak perempuan mungll itu
Menetes sepanjang tongkat ayahnya
Yang bertelekan di kuburan
Menahan berat beban cobaan
Tapi tetap tegak bertahan
Sembilu telah mengiiis
Langit
Menyayat-nyayat mega
Menurunkan gerimis
Semua berbisik
Tiada henti
Menyebut namaMu
Kamipun terjaga dalam OkLober yang hitam
Bangkit dari kabut ilusi
Tahun-tahun meleleh, tangan ‘kan menegak keadilan
Dalam deram tak tertahan-tahan!
(5)
Awanpun jadi mendung
Di pagi musim yang pengap
Ketika arakan jenazah
Bergerak pelahan
Di atas kendaraan baja
Di bawah awan nestapa
Dipagar air mata
Kulihat pagi jadi mendung
Kulihal cuaca mengundang gerimis
Di negeri yang berkabung
Dalam duka mengiris
Fajar kelabu Fajar kelam
Pagi pembunuhan
Pagi yang hitam
Tujuh lelaki
Telah mati
Dikhianati.
1965
Tidak ada komentar:
Posting Komentar